langkap, papringan, kaliwungu, semarang. reknawan indiarta. akademi maritim.

Multi Guna Jaya

Kamis, 08 April 2010

kuliner jogjakarta

Berwisata ke suatu tempat belumlah lengkap tanpa mencicipi makanan khas daerah itu. Kadang-kadang sepiring hidangan dapat bercerita banyak hal tentang kehidupan masyarakat setempat; mulai dari selera, budaya, hingga semangat hidup mereka.

Melalui rangkaian liputan di bawah ini, kami mengajak anda untuk bertamasya lidah sekaligus melihat dari dekat potret kehidupan sehari-hari kawula Yogyakarta. Lokasi tempat makan yang kami liput ini memang tak selalu mudah ditemukan. Namun hal itu malah akan memberikan kepuasan tersendiri saat anda berhasil mencapainya, ditambah lagi harganya yang murah tak terkira. Berwisata kuliner di Yogyakarta akan membuat lidah anda bergoyang... zonder bikin kantong bergoncang.

  • Sate Kuda Gondolayu (1)
  • Sate Kuda Gondolayu (2)
  • Sate Kuda Gondolayu (3)
  • Sate Kuda Gondolayu (4)
  • Sate Kuda Gondolayu (5)

SATE KUDA GONDOLAYU - Mendongkrak Vitalitas Kaum Pria

"Saya juga kaget pas Pak Bondan ke sini. Dia langsung pesen 2 porsi untuk dia sendiri. Ya mungkin karena dia tahu daging kuda rendah kolesterol," cerita Bu Suparti, Pemilik Warung Sate Kuda Gondolayu, kepada YogYES siang itu. Masih menurut cerita Bu Suparti, warungnya juga pernah didatangi oleh Ade Rai yang ternyata mampu melahap habis 100 tusuk daging kuda. Wow!

Sembari menunggu sate masak, saya pun melongok lebih dalam isi dapur warung sate ini. Oleh pemiliknya saya ditunjukkan daging kuda mentah yang berwarna merah. Benar-benar tidak ada lemak sedikitpun. Menurut Bu Suparti hal itu karena kuda adalah hewan yang sangat aktif bergerak. Ibu setengah baya yang cukup enerjik ini menjelaskan bahwa daging kuda berkhasiat untuk mengatasi capek, masuk angin dan meningkatkan vitalitas. Tidak hanya dagingnya yang berkhasiat, alat kelamin kuda atau yang lebih dikenal dengan sebutan torpedo dipercaya dapat mendongkrak vitalitas kaum laki-laki, selain berkhasiat mengobati sesak napas. Tapi bila ingin menyantap torpedo, pembeli harus pesan dulu karena peminatnya banyak.

Sate pesanan YogYES akhirnya jadi juga. Hmm, uenaaaak. Dagingnya cukup empuk. Bu Suparti mengatakan bahwa daging kuda paling tidak harus direbus selama 1 jam. Daging kuda yang digunakan berasal dari kuda-kuda yang masih muda dan memang khusus diternakan untuk dikonsumsi. Sedangkan kuda-kuda yang sudah tua seperti kuda penarik andong tidak bisa di sate karena dagingnya terlalu keras dan alot. Biasanya daging seperti itu kemudian dibikin abon. Bu Suparti juga bercerita bahwa yang dulu mempopulerkan sate kudanya adalah para mahasiswa dari Sulawesi.

Tak terasa satu porsi sate kuda, sepiring nasi dan segelas teh panas manis segera berpindah ke perut saya. Benar apa kata Bu Suparti badan saya menjadi hangat. Saya bayar satu porsi sate seharga Rp. 10.000 (Januari 2009) dan ingin membuktikan khasiatnya, kebetulan badan saya pegal-pegal dan capek. Nah, jika Anda ingin merasakan khasiat dan lezatnya daging kuda, Anda dapat mencobanya di Warung Sate Gondolayu. Warungnya buka setiap hari dari jam 9 pagi hingga jam 10 malam.

obyek wisata di yogyakarta

jogja kota pelajar?

“Kota Pelajar”, begitulah sebutan untuk Jogjakarta sejak jaman belajar IPS di sekolah dulu. Sampai saat ini pun Jogja masih jadi incaran para lulusan SMU, baik dari kota-kota di sekitarnya maupun juga dari kota-kota lain di luar pulau Jawa untuk menekuni dunia perguruan tinggi yang penuh dengan warna ;) di sana…

Minggu lalu, saat kembali berkunjung ke Jogja, rasanya benar-benar mengungkit memori masa lalu…

Jogja memang sudah jauh lebih ramai dibanding dulu, namun keramahannya masih tetap punya warna khas tersendiri…

Dan sebagai kota pelajar, ternyata kemarin ini juga terlihat bahwa tukang becak di Jogja pun punya hobi membaca. Meski sekedar membaca koran, yang mungkin hanya rubrik kartun atau kolom tertentu saja yang dibaca, tapi kebiasaan membaca ini pastinya sangat bagus… bisa dibayangkan kalau bacaannya buku-buku pelajaran atau textbook yang biasanya cuma jadi koleksi daftar pustaka aja :P kayaknya Jogja benar-benar menjiwai predikatnya sebagai “Kota Pelajar”http://pratanti.files.wordpress.com/2008/04/becak_yk2.jpg?w=209&h=186

jogja di kala malam

Melewati kota Yogya di tengah malam yang sunyi, berduaan dengan Litha, kami mencoba memotret apa yang bisa dipotret saat berhenti di lampu merah.

Sebuah gunting yang menancap di atas aspal malioboro.

Gunting diambil dari sisi yang lain.

Kepala di simpang Ngabean

Agak kabur, karena diambil sambil naik sepeda motor.

Ini adalah wajah berbeda kota Yogya saat ini. Para seniman kota Yogya sedang berkreasi dan mereka tumpahkan semua kreasi itu di pinggir jalan-jalan besar.